Minggu, 04 November 2012

Petrologi Batuan Beku

BATUAN BEKU
Poses Pembentukan batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari proses pembekuaan magma baik secara ekstrusif ( membeku di luar permukaan bumi) maupun secara intrusif ( membeku di dalam permukaan bumi ), yaitu proses perubahan fase dari fase cair menjadi fase padat.
(Bates dan Jakson, 1990) 

Pembagian batuan beku
• Berdasarkan genetik 
1. batuan beku intrusif adalah batuan yang membeku di bawah permukaan bumi
2. batuan beku ekstusif adalah batuan yang membeku permukaan bumi
Disamping itu batuan beku dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
batuan beku volkanik yang merupakan hasil proses volkanisme 
1. batuaan beku hipabisal yang merupakan produk intrusi minor
2. batuan beku plutonik yang terbentuk jauh didalam bumi

• Komposisi kimia
Berdasarkan kandungan silika
1. batuan beku asam mengandung silika > 66%
2. batuan beku intermediet menganndung silika 52- 66%
3. batuan beku basa mengandung silika 45- 66%
4. batuan beku ultra basa < 45%



• Berdasarkan kandungan mineral mafik
1. leucocratik mengandung mineral mafik 0- 33%
2. mesocratic mengandung mineral mafik 34- 66%
3. melanocratic mengandung mineral mafik 67- 100%

Struktur Batuan Beku
Struktur adalah kenampakan hubungannya antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah:
• masif yaitu bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
• jointing yaitu bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan 
• vesikuler yaitu dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas
• skoriaan yaitu bila lubang lubang gas tidak saling berhubungan 
• pumisan yaitu bila lubang-lubang gas saling berhubungan
• aliran yaitu bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristalnya 
• amigdaloidal yaitu bila lubng-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder

Tekstur Batuan Beku

Tekstur adalah kenampakan butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Pengamatan tekstur meliputi:
• Tingkat kristalisasi
1. holokristalin yaitu bila seluruh batuan tersusun atas kristal-kristal mineral
2. hypokristalin yaitu bila batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
3. holohyalin yaitu bila seluruh batuan tersusun atas gelas

• Ukuran kristal
1. halus < 1mm
2. sedang 1-5mm
3. kasar 5-30mm
4. sangat kasar >30mm

• granularitas
1. equigranular yaitu apabila memiliki ukuran kristal yang seragam
2. fanerik granular yaitu apabila kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. Contoh: granit dan gabro
3. afanitik yaitu apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Contoh : basalt
4. inequigranular
5. faneroporfiritik yaitu bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (masa dasar) dan dapat dikenal dengan mata telanjang. Contoh : diorit porfir
6. porfiroafanitik yaiyu bila fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik. Contoh : andesit porfir
7. gelasan (glassy) Yaitu semua tersusun atas gelas

• bentuk kristal 
1. euhedral adalah apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang jelas
2. subhedral adalah apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang di batasi oleh bidang-bidang kristal
3. anhedral adalah apabila batas bidang kristal tidak jelas

Komposisi Mineral
a. kelompok granit-riolit, berasal dari magma yang bersifat asam, terutama tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit, muskovit dalam jumlah kecil
b. kelompok diorit andesit berasal dari magma yang bersifat dari intermediet, terutama tersusun atas mineral-mineral plagoklas, hornblende, piroksen dan kuarsa biotit, ortoklas dalam jumlah kecil
c. kelompok gabro-basalt, tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineal olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende
d. kelompok ultra basa terutamatersusun oleh olivin, piroksen

Klasifikasi Batuan Beku
• batuan beku non fragmental
batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral.
• batuan beku fragmental
batuan beku fragmental juga dikenal sebagai batuan piroklastik yang merupakan bagian batuan volkanik. Batuan fragmental ni secara khusus terbentuk oleh proses volkanik yang eksplosif ( letusan).
Secara genetik batuan fragmental dapat dibagi menjadi empat tipe utama yaitu :
1. endapan jatuhan piroklastik (pyroclastik fall deposits)
Endapan ini di hasilkan dari erupsi eksplosif yang melemparkan material-material volkanik ke atmosfer dan jatuh di sekitar pusat erupsi. Ciri yang nampak dari endapan ini adalah sortasi ( pemilahan yang baik) dan beberapa struktur yang mirip dengan struktur pada strata sedimen, anatara lain kenampakan gradasi normal pada oumis maupun lithic fragments
2. endapan aliran piroklastik ( pyroclastic flow deposits)
Endapan ini dihasilkan dari gerakan material piroklastik kearah lateral berupa aliran gas atau material setengah padat berkonsentrasi tinggi diatas permukaan tanah. Ciri yang dijumpai sortasi yang jelek dan jika ada perlapisan maka pada lithic fragments dijumpai gradasi normal sedangkan pada pumis dijumpai gradasi yang berlawanan (reverse grading)
3. pyroclastic surge deposits
Mirip dengan flow deposits namun material piroklastik berada dalam media gas atau padatan berkonsentrasi rendah. Struktur yang mencirikan endapan ini antara lain : perlapisan silang siur, dune, anti dune, laminasi planar, baji dan bergelombang 
4. lahar
Lahar adalah media pembawa berupa air denga suhu rendah maka terbentuk semacam aliran lumpur. Istilah lahar ini berasal dari bahasa indonesia yang digunakan secara internasional

BATUAN PIROKLASTIK
Pengertian Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses lisenifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari pusat volkanis selama erupsi yang bersifat eksplosif. Bahan-bahan jatuhan kemudian mengalami litifikasi baik sebelum ditransport maupun rewarking oleh air atau es. (W.T. Huang, 1962)
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yng berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda dimana material penyusun tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi oleh air atau es (William, 1982)

Tekstur Batuan Piroklastik
Variasi batuan, pembundaran dan pemilihan batuan piroklastik mirip dengan batuan sediment klastik pada umumnya. Hanya unsur-unsur tersebut tergantung tenaga letusan, penguapan, tegangan permukaan dan pengaruh seretan. Yang khas pada batuan piroklastik adalah bentuk batuan yang runcing yang tajam, terutama dikenal sebagai glass hard atau gelas runcing tajam serta adanya batu apung (pumica).
• Tingkat Kristalisasi
Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
• Granularitas
Pada batu piroklastik memilki tingkat granularitas Afanitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus.Gelasan (glassy) adalah batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
• Bentuk Butir
Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna.
(Endarto, Danang 2005)
Struktur Batuan Piroklastik
Seperti halnya struktur batuan beku , pada batuan piroklastik juga dijumpai struktur seperti jointing, skoriaan, vesikuler, serta amygdaloidal.
• Jointing : Batuan tampak mempunyai retakan. 
• Vesikuler : Pada batuan terdapat lubang gas
1. Skoriaan : lubang-lubang tidak saling berhubungan 
2. Pumisan : Lubang-lubang gas saling berhubungan
3. Aliran : Terdapat kenampakn aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas
• Amigdaloidal : Lubang-lubang gas terisi oleh mineral sekunder. 

Tipe Endapan Piroklastik 
• Endapan Piroklastik Tak Terkonsolidasi (Unconsolidated)
1. Bom Gunung Api
Bom adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar dari 64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya berujud plastic pada waktu tererupsi. Beberapa bomb mempunyai ukuran yang sangat besar.
2. Block Gunung Api
Block Gunung Api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosive dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Block-block ini selalu menyudut bentuknya atau equidimensional.
3. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api yang berukuruan 2mm – 64mm. Selain dari fragmen batuan , kadang-kadang terdiri dari mineral – mineral augti, olivine, plagioklas.
4. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm- 1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi,
( Endarto, Danang, 2005 )

• Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)
1. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block – block gunung api yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih kurang 25 % lapili dan abu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material – material dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25 %
3. Batu lapili
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan ukuran 2 – 64 mm
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %.
Macamnya : tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi piroklastik
( Endarto, Danang, 2005 )

• Endapan Piroklastik Jatuhan

1. Endapan Jatuhan (Pyroclastic Fall)
Endapan piroklastik jatuhan yaitu onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara . Endapan ini umumnya akan berlapis baik, dan pada lapisannya akan memperlihatkan struktur butiran bersusun. Endapan ini meliputi aglomerat, breksi, piroklastik, tuff dan lapili
2. Endapan Aliran ( Pyroclastic Flow)
Endapan piroklastik aliran yaitu material hasil langsung dari pusat erupsi, kemudian teronggokan di suatu tempat. Hal ini meliputi hot avalanche, glowing avalanche, lava collapse ,hot ashes avalanche.
Aliran umumnya berlangsung pada suhu tinggi antara 500°-650°C dan temperaturnya cenderung menurun selama pengalirannya. Penyebaran pada bentuk endapan sangat dipengaruhi oleh morfologi, sebab sifat-sifat endapan tersebut adalah menutup dan mengisi cekungan. Bagian bawah menampakkan morfologi asal dan bagian atasnya datar.
3. Endapan Surge (Pyroclastic Surge)
Endapan piroklsatik surge merupakan suatu awan campuran dari bahan padat dan gas (uap air) yang mempunyai rapat massa rendah dan bergerak dengan kecepatan tinggi secara trubulensi di atas permukaan. Umumnya endapan piroklastik surge mempunyai pemilahan yang baik, berbutir halus dan berlapis baik. Endapan ini mempunyai strutur pengendapan primer seperti laminasi dan perlapisan bergelombang hingga planar. Yang paling khas dari endapan ini adalah mempunyai struktur silang siur, melensa dan bersudaut kecil . Endapan surge umumnya kaya akan keratan batuan kristal.
( Endarto, Danang, 2005 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar